7 – 9 Agustus 2015 (
Kampung Siaga Bencana )
a.
Hari
Pertama Jum’at, 7 Agustus 2015
Pelaksanaan pembukaan
dihadiri oleh Kepala Bidang Banjamsos Disnakertrans Kota Yogyakarta, Polisi
Sektor Mantrijeron, Perwakilan Kecamatan Mantrijeron dan Ibu Lurah Gedong Kiwo.
Acara dimulai
Pukul 08.00 wib dengan Registrasi Peserta.
Untuk acara
hari pertama lebih banyak disampaikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
sebagai Motivasi kepada anggota KSB di Gedongkiwo.
Pemateri 1
Sambutan Ibu
Lurah Kelurahan Gedongkiwo sebagai prakata sebelum diadakan sosialisasi dan
pelatihan terhadap anggota KSB se-Kelurahan Gedongkiwo yang mana terdiri dari
Delapan belas Rukun Warga.Pembentukan KSB di Kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan
Mantrijeron, Kota Yogyakarta ini disepati dengan nama “KSB GEDONGKIWO GEMPITA“.
Pemateri 2
Disampaikan oleh
Seketaris Camat Mantrijeron yangmemotivasi kepada Anggota KSB yang akan
dilantik agar sedianya tidak hanya terlibat tetapi juga aktif sebagai garda
terdepan pada saat terjadinya bencana.
Pemateri 3
Totok Suwarno
( Kapolsek Mantrijeron ), mengharap kerjasama antara anggota POLRI dengan Anggota
KSB Gedongkiwo, karena saat penanganan bencana diperlukan koorsdinasi antar
lini baik dari POLRI, SKPD dan KSB itu sendiri.Pada kesempatan ini juga
Kapolsek menyampaikan bahwa anggotanya siap mendukung dan bekerja bersama-sama
dengan KSB untuk penanggulangan bencana baik bencana alam seperti angin puting
beliung, banjir, tanah longsor danbencana kebakaran yang diakibatkan oleh human
error atau konsleting listrik.
Wilayah
Gedongkiwo ini merupakan daerah yang termasuk rawan bencana seperti yang
tersebut diatas dikarenakan oleh letak geografis dari wilayah Gedongkiwo. Intinya
dari pihak POLRI siap bekerja sama dengan KSB dalam menangani Kebencanaan
sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
Pemateri 4
Sigit
Alifianto ( Kepala Seksi Banjamsos Dinas Sosial DIY) menyampaikan tugas pokok
dan peran dari Kampung Siaga Bencana (KSB).Kelurahan Gedongkiwo merupakan KSB
yang ke-tiga yang ada di Kota Yogyakarta.Kelurahan Gedongkiwo menjadi sasaran
pembentukan KSB dikarenakan tingkat resiko terjadinya bencana, oleh karena itu
perlu disiapsiagakan dalam pemberdayaan masyarakatnya dalam mengantisipasi
bencana yang sewaktu-waktu mengancam.
Kelurahan
Gedongkiwo merupakan wilayah yang padat penduduk dengan berbagai karakteristik
yang ada dikelurahan Gedongkiwo dengan berbagai strata tingkatan di masyarakat,
Gedongkiwo memiliki bantaran Sungai Winongo yang rawan pada saat musim
penghujan, selain menyebabkan bahaya banjir juga dapat mengakibatkan bencana tanah
longsor dan yang perlu diwaspadai yakni bahaya kebakaran.
Untuk
kesempatan pembentukan KSB di Kelurahan Gedongkiwo ini nantinya anggota akan
dibekali dengan pelatihan dan juga simulasi dalam menangani keadaan Tanggap
Darurat, Serta nantinya KSB ini pula yang akan mengelola bantuan Logistik yang
ada di Lumbung sosial.Adapun macam peralatan yang diserahkan ke KSB nantinya
akan menjadi tanggung jawab KSB GEMPITA dalam pengelolaannya.
Selanjutnya
untuk memudahkan langkah kerja dan program KSB maka disusunlah Kepengurusan KSB
yang terdiri dari Ketua, Wakil, Sekretaris dan Bendahara serta membentuk Lima
Divisi yang terdiri dari Divisi Logistik, Divisi Dapur Umum, Divisi Komunikasi,
Divisi Shelter, Divisi Pertolongan Pertama dan Kegawatdaruratan serta Divisi
Tim Reaksi Cepat (TRC).
Masing-masing
anggota yang telah dipilih sesuai dengan divisinya diharapkan dapat menguasai
materi dan praktek dari paparan yang akan dilaksanakan oleh narasumber dari
anggota TAGANA Kota Yogyakarta pada pelaksanaan hari kedua.
Acara dimulai
Pukul 08.00 wib dengan Registrasi Peserta.
Untuk acara
hari kedua disampaikan teori masing-masing divisi serta latihan penggunaan
alat, yang mana anggota KSB GEMPITA akan didampingi oleh TAGANA Kota
Yogyakarta.
Materi 1
disampaikan Penangan Menejemen Bencana oleh Sdr. Tomy Pramono.
Materi ini
lebih menekankan kegiatan pada saat pra bencana dengan mengadakan Mitigasi
Bencana atau pementaan wilayah secara keseluruhan di Kelurahan Gedongkiwo.Serta
memaksimalkan potensi yang ada diwilayah Gedongkiwo baik dari segi Sumber Daya Manusia
dan Potensi lain yang dimiliki oleh warga Kelurahan Gedongkiwo.
Inti dari
penyampaian meteri ini diharapkan ada kesadaran masyarakat terkait dengan
kewaspadaan dini terhadap bencana yang sewaktu-waktu kita hadapi.serta
meningkatkan Kesiapsiagaan dalam penanganannya.
Untuk materi
selanjutnya anggota KSB GEMPITA dibagi sesuai kelompoknya untuk mendapatkan
pelatiahn lebih intens dari masing-masing pendamping.Adapun materi yang
disampaikan diantaranya adalah :
1.
Pendirian Tenda / Shleter
oleh Sdr. Agung Pranowo
2.
Pengelolaan Dapur Umum oleh
Sdr. Ali Saptono
3.
Pengelolaan Tim Reaksi
Cepat oleh Sdr. Indra Karya DP
4.
Penanganan Pertolongan
Pertama Kegawat daruratan oleh Sdr. Yovie B.A.S
5.
Pengelolaan Logistik oleh
Sdr. Wahyu Sutiyanto
6.
Mekanisme Komunikasi oleh
Sdr. Seto Dwi P
Masing-masing
Divisi menyampaikan materi dan melakukan simulasi pelatihan dengan durasi 120
menit (2 jam).
Materi
disampaikan dengan metode yang menghibur supaya mudah ditangkap dan dipahami
oleh para peserta pelatihan dari KSB Gempita.
c.
Hari Ketiga
Minggu, 9 Agustus 2015
Acara dimulai
Pukul 07.30 wib dengan pelaksanaan Apel Siaga yang dilaksanakan oleh semua
unsur yang terdiri dari anggota KSB GEMPITA, masyarakat umum, POLRI, Pendamping
dan Anggota TAGANA Kota Yogyakarta dan TAGANA DIY.
Untuk acara
hari ketiga lebih difokuskan pada kegiatan simulasi gabungan dari masing-masing
divisi anggota KSB GEMPITA dari apa yang sudah didapatkan pada saat pelatihan
baik teori maupun praktek.
Simulasi ini
mengambil tema bahaya banjir, tanah longsor dan kebakaran yang mana bencana ini
perlu diatasi dengan cepat oleh masyarakat tanpa harus mengandalkan SKPD
sebagai bentuk kepedulian dan penanganan pertama yang dilakukan.
Adapun simulasi
ini dipandu oleh narator dari Tagana Kota Yogyakarta, sedangkan Koordinator Pengendali
Posko oleh Bapak Gaos.
Simulasi
dimulai dengan disampaikan keadaan wilayah Gedongkiwo yang tentram dengan
aktifitas masyarakat berjalan seperti biasa, tiba-tiba tersiar kabar bahwa
cuaca di wilayah Gedongkiwo diselimuti oleh awan hitam pekat dan tak seberapa
lama kemudian hujan turun dengan lebat. Hal ini menjadikan debit Sungai Winongo
yang ada didaerah Gedongkiwo menunjukan kenaikan yang menyebabkan banjir dan
beberapa wilayah terendam air, serta disusul kemudian dengan tebing di bantaran
sungai yang longsor dan mengakibatkan ada beberapa korban.
Tim TRC yang
mengetahui keadaan ini segera melaporkan ke Kepala Posko untuk mengirimkan Tim
Evakuasi untuk melakukan pertolongan pertama dan mengevakuasi warga lain
ketempat yang lebih aman. Setelah
dilakukan evakuasi didapatkan data terkait dengan jumlah korban baik korban meninggal,
luka berat, ataupun luka ringan serta jumlah pengungsi yang baik dalan kondisi
normal ataupun pengungsi yang dalam kondisi stres karena keadaan. Karena itu Kepala
Posko yang juga ketua KSB GEMPITA menginstrusikan kepada Tim Shelter untuk
mendirikan tenda serta menghubungi Tim Logistik dan Dapur Umum untuk mengatasi
para pengungsi dengan pedoman data awal dari Tim TRC dan Evakuasi. Untuk korban
luka berat segera dilarikan ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan
pertolongan lanjut.
Setelah
situasi terkendali Kepala Posko atau Ketua KSB GEMPITA melaporkan Kepada Lurah
Gedongkiwo untuk menginformasikan penanganan yang sudah dilaksanakan oleh KSB
GEMPITA.
Simulasi Selesai
...
Acara
diakhiri dengan Apel Siaga sekaligus dilakukan penyerahan secara simbolis,bantuan
untuk Lumbung Sosial KSB GEMPITA berupa Kid Ware, Food Ware yang diterima Ketua
KSB GEMPITA (Bp. Gaos) didampingi oleh Lurah Gedongkiwo, Sekcam Mantrijeron oleh
Kepala Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta.
Acara
simulasi dihadiri dari berbagai pihak diantaranya Dinas Sosial DIY, Dinas
Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, BPBD Kota Yogyakarta, Camat
Mantrijeron, Polsek Mantrijeron, Koramil Mantrijeron.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar